Sabtu, 03 Oktober 2009

Kepopuleran Dua Virus ganas di Indonesia


Sebagai negara yang berbudaya tinggi, ternyata Indonesia memiliki berbagai budaya, entah itu budaya yang baik atau budaya yang buruk. Seperti kita ketahui bahwa budaya merupakan seluruh hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Mentang-mentang tindakan korupsi dan suap itu suatu hasil karsa manusia, malahan telah diselewengkan menjadi sebuah kebudayaan bangsa ini. Yang semestinya sebuah budaya itu yang bernilai baik, tetapi ini malah budaya yang sangat buruk. Budaya yang sangat memalukan. Budaya yang sangat merendahkan bangsa dan negara ini di mata bangsa lain. Ya mungkin karena dua sifat ini merupakan suatu kebiasaan buruk bangsa ini, sehingga lebih cocok pula disebut-sebut sebagai budaya korupsi dan budaya suap.
Korupsi dan budaya suap telah menjadi momok yang menakutkan bagi bangsa Indonesia, seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia menduduki peringkat keenam sebagai negara terkorup dari 159 negara di dunia. Setelah berbagai usaha pemberantasan korupsi diambil oleh berbagai lembaga di Indonesia dengan hasil yang beragam, dunia pendidikan kini nampaknya mulai merasa bertanggung jawab akan pentingnya penanaman kesadaran melawan perilaku korupsi melalui institusi resmi sekolah yaitu pendidikan anti korupsi. Wacana mengenai pendidikan anti korupsi didasarkan pertimbangan bahwa pemberantasan korupsi mesti dilakukan secara integratif dan simultan yang mesti berjalan beriringan dengan tindakan represif terhadap koruptor.

Budaya korupsi dan budaya suap merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Terkadang dua tindakan ini berjalan bersama karena adanya feedback. Antara si pelaku korupsi dan pelaku suap saling bekerja sama. Kedua prilaku ini sangat populer di negara kita, sehingga tidak kita pungkiri bahwa kedua budaya ini sangat melekat bahkan mendarahdaging di tubuh bangsa indonesia. Bagaimana tidak? Hal ini karena dua budaya ini sudah tersebar dan menjalar seolah virus ganas yang bersemayam di aliran darah bangsa ini karena kedua budaya ini telah berada dibelbagai bidang kehidupan. Bukan hanya di bagian pemerintah atau bagian petinggi-petinggi pemerintah, tetapi juga merebak ke seluruh lapisan masyarakat termasuk juga di lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah atau kampus. Sepertinya budaya buruk ini sudah merebak di seluruh komponen bangsa ini. Jika para pelaku korupsi dan suap yang bekerja di badan pemerintahan, pada umumnya dalam hal keuangan, akan tetapi jika di lembaga pendidikan, adanya pengorupsian waktu dan tenaga, serta jika di masyarakat sering melakukan budaya penyuapan.
Para pelaku korupsi di pemerintahan adalah orang-orang yang cerdik dan lihai dalam mengorupsi uang. Mereka menyalahgunakan kepintaran mereka untuk hal-hal yang merugikan masyarakat. Nah jadinya, orang yang kaya akan semakin kaya, dan orang yang miskin tambah semakin melarat dan tertindas. Para pelaku korupsi enak-enakan duduk di kursi yang empuk sambil mengonggak-onggak kaki. Tidur di spring bad mahal dengan enaknya yang serasa surga menurut mereka. Mereka tertawa girang, menghambur-hamburkan uang. Pabila mereka sudah punya motor, ingin beli mobil. Sudah punya mobil, ingin punya rumah seharga milyaran rupiah. Sudah punya rumah, ingin memiliki villa. Pokoknya macam-macam kemauan mereka, yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu. Begitulah manusia, tidak puas terhadap apa yang sudah dimiliki.
Budaya korupsi dan budaya suap tidak bisa dibiarkan begitu saja. Hal ini perlu adanya pencarian solusi yang tepat. Dalam situasi yang demikian, pendekatan moral dari bawah melalui gerakan budaya menjadi sangat penting perannya. Gerakan budaya diharapkan dapat menciptakan kesadaran massal akan keburukan dan bahaya korupsi dan suap, sehingga tercipta suasana waspada terhadap bahaya ini. Korupsi dan penyuapan di negara kita sudah demikian buruk tingkatnya sehingga ia sudah dianggap sebagai sebuah kewajaran. Publik, dan terutama pelaku birokrasi, misalnya, telah menganggap korupsi sebagai salah satu solusi instan terhadap rendahnya gaji yang dapat disediakan pemerintah bagi pegawai negeri. Persepsi semacam ini harus segera diubah, dan hanya bisa diubah dengan pendekatan budaya karena pendekatan hukum tidak akan pernah mampu menyentuh aspek ini.
Banyak jalan menuju roma. Itulah pepatah lama mengatakan. So, begitu juga dengan masalah yang dihadapi bangsa indonesia ini, pastinya ada jalan keluarnya. Adapun solusi untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi bangsa ini yaitu sebagai berikut.
Pemerintah harus memberantas korupsi dan penyuapan di kalangan para pejabat/petinggi pemerintahan, dengan cara memperkuat jaringan antikorupsi pada KPK. Orang-orang yang bergelut dalam KPK ini juga harus memiliki keprofesionalitasan dalam hal ini.
Pemerintah harus melakukan pengecekan terhadap uang masuk dan uang keluar kenegaraan. Pastinya ada laporan pertanggung jawaban yang jelas dari setiap misi indonesia yang dijalankan.
Setiap insan harus memiliki benteng/ketahanan diri yang kuat dengan cara meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
Seluruh komponen bangsa ini harus meningkatkan budaya malu apabila melakukan tindakan-tindakan yang merugikan orang banyak. Sejatinya bangsa ini malu kepada Tuhan, malu kepada bangsa lain yang sudah maju, dan malu kepada anak cucu kita yang akan menjadi penerus bangsa ini.
Seluruh komponen bangsa harus berprilaku jujur, baik dalam hal berucap maupun bertindak.

Bangsa yang bernasionalime tinggi adalah bangsa yang selalu bertindak untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Ada kontribusinya untuk Indonesia dan bermanfaat untuk orang banyak serta ikhlas dalam melakukan hal tersebut. Olehnya itu, mari kita bersama-sama memberantas budaya korupsi dan suap, dan mulailah untuk melestarikan budaya kejujuran. Dengan berprilaku demikian, insya Allah akan membawa kebaikan untuk Indonesia agar lebih aman, tentram, dan maju serta dapat bersaing dengan negara-negara lain.
Akhir kata, lenyapkan virus-virus ganas yang menjangkit bangsa Indonesia. Ayo berantas bersama virus-virus yang ada untuk menjadikan bangsa indonesia aman, damai dan sejahtera.
Hidup Indonesia! Hidup tanah airku tercinta!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Informasi Pilihan Identitas Jika Berkomentar:

Google/Blogger: Khusus yang punya Account Blogger.
Wordpress : Blog degan account wordpress
Name/URL : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonymous : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda.

AssaLamu'alaikum wr. wr. ^^^WelcoMe to my spicE^^^