Jumat, 10 Oktober 2008

I Think.... Big is not beautiful (*_*)


By: Pujiati Sari

Siapa sih yang ingin punya badan gendut? Apa lagi cewek, tentunya tidak mau punya badan gendut.
Seperti halnya cewek yang lain, aku mendambakan tubuh yang menarik, dan ideal. Tapi, itu seakan-akan hanyalah khayalan belaka, yang tak mungkin dapatku raih. Dengan tinggi badan yang pas-pasan yaitu setinggi 155 cm, dan bermassa tubuh senilai 55 kg, yang membuat tubuhku terasa berat banget saat bergerak. So, tidak semua aktivitas yang mudah aku lakoni, ya...itu ujung-ujungnya karena tubuhku yang berat ini.
Aku sering iri pada teman-teman yang memiliki tubuh langsing, seksi serta kulit yang putih mulus. Kapan ya...aku bisa seperti mereka? Yang dapat bergerak leluasa dan lincah. Tidak seperti aku, aku selalu saja mengalami masalah-masalah mengenai tubuhku. Salah satunya seperti rasa ketidakpercayaan diri saat bergerak.

Banyak...banget cemohan serta garaan yang dilontarkan oleh teman-temanku, bahkan saudara kandungku sendiri sering mengejekku. Itu dikarenakan tubuhku yang dibalut oleh gumpalan-gumpalan daging yang berlemak ini. Macam-macam dech, garaan-garaan yang diberikan oleh mereka. Biasanya sih, mereka menggaraiku dengan sebutan Tante gode, atau betis talas bogor, atau gulungan kasur. Ughhh...Pokoknya masih banyak lagi, tidak bisa kusebutkan satu-satu.

Tubuhku yang gemuk ini, membuatku kekurangan kepercayaan diri. Rasa minder, malu, dan takut bergabung menjadi satu. Seakan-akan hidupku dikejar-kejar oleh dedemit. Ih... takut!!! aku membatin. Mau langsing, bagiku sangat sulit sekali. Akan tetapi kalau mau gendut, wuihhh... rasanya gampang...banget.
Berikut, ada dua pengalamanku yang tidak bisa aku lupakan sampai saat ini. Ya... peristiwa yang tak terlupakan, karena ini merupakan pengalaman terburukku.
1. First story...
Pernah pada suatu hari, ketika aku mau menjemput kakakku, yaitu Kak Yuli. Sore itu sekitar pukul 17.30 WITA, aku sedang menunggunya untuk keluar dari ruangan belajarnya. Cukup lama juga sih, aku menunggunya keluar.
Dia yang saat itu tercatat sebagai Mahasiswi Universitas Tadulako, dan statusku sebagai alumni dari SMAN 5 Palu. Hanya berbeda jarak 1 tahun antara aku dan kak Yuli. Itu yang membuat orang-orang biasanya sulit membedakan wajahku dengan kak Yuli. Maklum...dari satu pabrik. Malahan ada yang mengira bahwa kami kembar. Ya...seperti pinang dibelah dua. Tapi, anggapan itu diberikan oleh orang-orang yang baru mengenali kami. Memang sih, sering kali orang-orang menganggap kami kembar. Mirip...banget wajahnya. Ya...ini beda, tapi kembar.
Sudah 15 menit aku menunggu Kak Yuli, tapi dia tidak juga keluar dari kelasnya. Aku bosan menunggunya. Tiba-tiba saja ada orang di sampingku yang mengajakku ngobrol. Orang itu sepertinya senasib denganku, yaitu menunggu seseorang.
”Cewek, jam berapa mereka keluar?” Tanya cowok asing itu kepadaku, yang membuat lamunanku menjadi buyar.
”Tahu juga! Tapi, biasanya sih jam.... 5.30,” Jawabku dengan gugup. ”Tergantung dosennya juga, kalau cepat, ya...keluar cepat. Tapi, Kalau lama, ya...keluarnya mungkin akan lama juga. Bisa aja sampai magrib.”
”Cewek, kamu lagi nunggu siapa? cowokmu, ya?” Tanyanya lagi.
”Bukan!” jawabku singkat.
”Yang dijemput, cowok atau cewek?” Tanya cowok itu lagi.
Dalam hati, aku jengkel pada orang itu. Ngapain sih, pake nanya-nanya segala. “Yang dijemput cewek!” Jawabku cuek.
“Oh…pasti ademu, ya?”
Aku menelan luda dan bingung harus ngejawab apa. Akhirnya aku hanya sembarangan aja ngejawabnya. Kenapa ya, dia bilang kalau aku mau ngejemput adeku? Apa karena tubuhku yang gendut ini? Ugh…aku jadi malu dech punya badan yang gendut. Kenapa sih, orang itu mengiraku bahwa aku adalah kakak? Padahal kan dia belum ngelihat orang yang akan aku jemput. Sekali lagi aku yakin, bahwa pasti dia mengatakan demikian karena tubuhku yang super gede ini.
Uggghhhh….Pengennya sih, dicuekin aja pertanyaan-pertanyaannya. Tapi, kayaknya itu tidak baik dech. Jadinya, aku cuma ngejawab sembarang-sembarangan aja. Hehehe….”Iya,” jawabku simple.
“Cewek, kamu angkatan tahun berapa?” Tanya cowok asing itu.
Siapa sih dia? nanya-nanya soal aku lagi! Kayak polisi aja, mengintrogasi segala. Aku membatin.
Aduh...gimana dong? Memang sih, ini sebenarnya salah aku sendiri. Soalnya, aku pake bohong segala. Mengaku-ngaku aku sebagai kakak. Kan...jadinya begini. Ugh, aku nyesel! Terpaksa deh ngelanjutin kebohongan lagi. ”Mmm...aku angkatan tahun 2006,” jawabku kaku.
”Di Fakultas apa? dan ambil program apa?” Tanyanya sambil menerawang ke arahku.
”Mmmm... Di FKIP, dan aku ngambil program Pendidikan Matematika,” jawabku penuh keraguan. Hehehe...ketipu dia! Tapi... memang betul sih, kalau aku pengen ngambil program tersebut. Namun, statusku bukan mahasiswa di kampus ini. Melainkan... calon MABA(Mahasiswa Baru). Kan aku barusan aja lulus SMA.
”Hey...Sister! Ayo pulang,” suara di seberang sana akhirnya dapat mengakhiri perbincangan antara aku dan orang asing itu. Suara itu ternyata suara Kak Yuli.
”Cewek, Itu kayaknya ademu! Dia sudah keluar,” kata orang asing itu.
”O... kalau gitu, aku duluan ya!” Seruku. Aku merasa Plong, akhirnya kakakku keluar juga.

2. Second Story...
Ini lain lagi ceritanya. Kejadian ini saat aku masih SMA. Saat itu adalah hari yang paling menyebalkan bagiku. Mau tahu ceritanya? Begini ceritanya.
”APA??? tidak salah, kata tuh bapak?” Mataku terbelalak mendengar informasi yang disampaikan oleh ketua kelasku, yaitu Burhan.
”Iya...teman-teman, sekali lagi aku informasikan. Kata Pak Guru penjas kita bahwa hari ini kita praktek Lari jarak jauh untuk pengambilan nilai. Untuk laki-laki, wajib mengelilingi lapangan sebanyak 10 kali dan untuk perempuannya, wajib mengelilingi lapangan sebanyak 8 kali. Soalnya ini penilaian akhir untuk nilai praktek Ujian sekolah kita” Cetus Burhan dengan penuh keseriusan.
Aduh...Ini penilaian atau mau ngebunuh, nih?! bisa-bisa kan aku jadi kurus mendadak!. Aku membathin.
”Sudah, semuanya tidak boleh ada yang protes. Kalau mau protes, sana! bicara langsung sama Pak Indra,” Ucap Burhan dengan jengkel. ”Kata beliau, semua siswa harus segera ke lapangan. Ayo cepat! Yang lambat bisa dihukum nantinya,” Lanjutnya terburu-buru.
Hampir semua siswa menerima keputusan yang disampaikan oleh ketua kelas kami dan akhirnya, kami pun menuju ke lapangan. Hingga tiba di lapangan, aku masih tidak terima atas keputusan Pak guru. Diantara siswa yang mengeluh, ternyata adalah siswa-siswa yang senasib denganku, yaitu siswa yang over weight. Ada 3 siswa yang mengeluh, yaitu aku, Yunita dan Indah. Memang, kami terkenal dengan sebutan atau garaan tante gode di kelas kami. Hehehe....
Saat giliranku dan dan 9 orang teman-teman cewekku lari, aku merasa gugup dan gemeteran. Apa kira-kira aku sanggup mengelilingi lapangan sebanyak 8 kali putaran? ughhh...kayaknya tidak bisa deh! bagiku tuh 1 putaran saja aku tidak mampu, apalagi 8 putaran? bisa mampus!!!
Aku pun mulai berlari. Ya...berlari, berlari pelan-pelan. Kadang lari dan kadang pula hanya jalan cepat maupun hanya jalan santai. Satu putaran berlalu....Alhamdulillah bisa! Dua putaran berlalu....Alhamdulillah masih agak tahan. Tiga putaran....Aduh... udah nggak kuat!
Bagiku, Berlari-larian di lapangan, seakan-akan aku berlarian di atas padang pasir. Terasa panas, haus dan lelah sekali. Inginku meneguk setetes air putih. Aku lelah....aku sudah tidak kuat lagi lari seperti teman-teman yang lainnya. Semua teman-teman satu groupku sudah melambungiku lari. Aku tidak tahan lari! Tapi, aku meyakinkan diriku sendiri bahwa aku pasti bisa.
Kini aku tak mampu lagi lari, melainkan aku hanya jalan cepat saja. Alhamdulillah... Aku berhasil mengelilingi tiga putaran. Ya... baru tiga putaran! masih tersisa lima putaran lagi, nih. Aduh... gimana dong? Tiga putaran saja sudah berabe. Apalagi delapan putaran? aduh....mati aku!!!
Setelah putaran ketiga, aku berhenti sejenak. Aku berusaha mengembalikan kembali energi yang sempat hilang. Ya...Aku mengambil air minum. Nggak peduli deh, apa kata teman-teman. Biar saja, teman-teman melambungi aku. Aku cuek!!! Dari pada aku pingsan. Kemudian, aku pun ngelanjutin lariku. Perlalah-lahan aku lari, namun pasti! Ya...pasti! Ku pasti kan, aku bisa lari mengelilingi lapangan sebanyak delapan kali putaran, meskipun akulah pelari urutan yang terbelakang. Ya...Yang penting aku sudah usaha.

Bagiku, dua cerita diatas merupakan peristiwa yang tak mungkin mudah aku lupakan. Ya...ini adalah pengalaman yang paling buruk dalam hidupku mengenai tubuhku yang super jumbo ini. Mau marah, tidak bisa. Emang mau marah sama siapa? sama Ortu? atau sama Tuhan? Ya...tidak mungkinlah aku marah. Secara kalau aku marah, berarti aku adalah orang yang tidak pandai bersyukur. So, aku akan tetap bersabar menghadapi cobaan ini dan berusaha mencari solusinya.
Big is beautiful. No, no, no....Bagiku, big is not beautiful. Siapa sih, yang bilang big is beautiful??? Siapa? Apa tidak salah tuh, kalau ada orang mengatakan demikian. Ah, yang mengatakan big is beautiful itu kan, cuma ada di sinetron doang. Mana ada sih, gede itu cantik? Yang ada hanya “langsing itu cantik dan indah”. Contoh satu kasus yang meyakinkanku bahwa big is not beautiful yaitu ada banyak kok, salah satunya, cowok tidak suka pacaran dengan cewek yang gendut. Biasanya sih mereka minder sama teman-teman lain kalau punya cewek yang over weight. Dan contoh salah satu kasus tersebut adalah fakta. Mengapa aku katakan fakta? Ya… karena aku ngalaminya sendiri. Dan terbukti bahwa dengan tubuhku yang gendut ini, aku sampai sekarang belum juga punya pacar. Mana ada yang mau pacaran sama orang yang gendut seperti aku? Palingan aku hanya dijadikan teman biasa aja.
Sekali lagi kukatakan bahwa aku nggak setuju kalau ”big is beautiful”. Soalnya yang namanya gendut itu tidak bagus, karena memiliki badan yang gendut, hanya akan menimbulkan banyak penyakit nantinya. Seperti penyakit diabetes, stroke, jantung dan lain-lain.
Ih...sebenarnya aku sih takut, bila nantinya aku mengidap menyakit berbahaya tersebut. Tapi, mau gimana lagi? wong udah terlanjur gendut! Memang sih masih ada jalan keluarnya untuk bisa langsing. Tapi, aku sudah bosan untuk melaksanakan program diet. Soalnya tiap kali aku ngejalani program diet, selalu saja tidak berhasil. Ada...aja, hambatannya. Ya biasanya sih karena tergiur makanan-makanan lezat. Duh...mana tahan!!! Aku geregetan. Kalau aku ngeliat makanan, mata aku tuh udah ijo. (hehehe...kayak ngeliat uang aja).
UhgHHh...KENAPA SIH AKU SUSAH SEKALI DIET??? Mau diet aja, tapi serasa kayak mau mati. Duh...jadi pusing deh. Terus...gimana dong???
Sarannya temanku sih, aku tidak boleh menyerah. Katanya sobatku, kalau mau langsing aku harus punya niat yang betul-betul, alias tidak setengah-setengah, dan bisa menjalani program diet yang sehat, Yang nggak terlalu menyiksa tubuh kita. Karena kalau nggak demikian, nanti bukannya jadi sehat dan langsing melainkan malah jadi kurus kering sakit-sakitan. Dan Dia juga berkata kepadaku, ”Apa kamu nggak malu terus-terusan punya badan gendut kayak gini? Kan kamu udah mau kuliah? Ih... masa sih, udah mau kuliah belum juga punya pacar? ”
Iya...sih, benar apa kata temanku. Aku tidak boleh menyerah begitu saja. Karena dimana ada kemauan di situ ada jalan. Dan Jalan yang kuharapkan adalah jalan yang mana dapat membuahkan hasil yang maksimal, yaitu aku memiliki tubuh yang langsing dan tentunya sehat. Insya Allah...tercapai. Amin......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Informasi Pilihan Identitas Jika Berkomentar:

Google/Blogger: Khusus yang punya Account Blogger.
Wordpress : Blog degan account wordpress
Name/URL : Jika tidak punya account blogger namun punya alamat Blog atau Website.
Anonymous : Jika tidak ingin mempublikasikan profile anda.

AssaLamu'alaikum wr. wr. ^^^WelcoMe to my spicE^^^